BAHASA DALAM SURAT PRIBADI & SURAT DINAS
Bahasa dalam Surat Pribadi dan Surat Dinas
A.
Tujuan
Kegiatan Pembelajaran
Setelah
mempelajari tentang Bahasa dalam surat pribadi dan surat dinas, peserta didik
dapat:
1) Memahami bahasa surat pribadi dan surat dinas
2) Memahami syarat bahasa surat
3) Membuat bahasa surat yang benar
B.
Uraian
Materi
1.
Bahasa
Surat
Surat merupakan alat komunikasi yang
penting. Pesan yang disampaikan dalam surat adalah bahasa tulisan yang dipergunakan
dalam surat-menyurat, berisi buah pikiran penulis surat dan dikirimkan kepada
penerima untuk mendapat tanggapan positif.
2. Syarat Bahasa Surat Yang Baik
Pada hakikatnya, menyusun surat sama
dengan menyusun sebuah karangan. Oleh sebab itu, ketentuan-ketentuan dalam menyusun
surat sama dengan ketentuan-ketentuan dalam mengarang. Ketentuan-ketentuan itu
meliputi penggunaan kalimat efektif, pemenggalan kata, pilihan kata, tanda
baca, dan penggunaan ejaan yang tepat. Hal-hal yang berhubungan dengan tata
cara penyesuaian surat itu harus diperhatikan benar-benar karena surat akan
dibaca berulangulang atau diingat selama masih tertulis. Dengan demikian,
hindari kata yang kurang tepat, terutama yang dapat menyinggung perasaan orang lain.
Di bawah ini akan dijelaskan hal-hal yang harus diperhatikan untuk menyusun
surat yang baik.
a)
Alinea
dan Kalimat
Alinea adalah himpunan kalimat yang mengemukakan suatu kesatuan
pikiran untuk membentuk sebuah gagasan yang jelas. Dalam satu alinea, hanya ada
satu pokok pikiran dan tidak boleh lebih.
Alinea yang sempurna terbentuk dari himpunan kalimat dan harus berkaitan
dengan tema yang disampaikan. Namun demikian, ada juga alinea yang hanya
terdiri dari satu kalimat. Misalnya, dalam alinea penutup hanya dituliskan,
"Atas perhatian, Saudara kami ucapkan terima kasih". Alinea penutup
ini terbentuk atas satu kalimat dan tidak perlu penjelasan. Kalimat adalah
penyampaian makna tertulis. Dalam menyusun kalimat surat, hindari kesalahan
penafsiran atau keraguan pada pihak pembaca. Untuk menghindari kesalahan
tersebut gunakanlah kalimat yang singkat namun jelas. Idenya dapat mewakili
pikiran kita dan dapat diterima oleh pembaca dengan baik. Dengan kata lain,
kalimat yang pendek/singkat lebih efektif digunakan daripada kalimat yang
panjang.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penggunaan kalimat adalah kalimat
yang satu dengan yang lainnya harus berhubungan/berkaitan dalam membentuk suatu
gagasan tertentu. Alinea terdiri dari satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas.
Kalimat penjelas ini berfungsi untuk mengembangkan alinea tersebut.
b)
Ejaan dan Tanda Baca (Pungtuasi)
Ketentuan mengenai penggunaan
ejaan harus diperhatikan. Penggunaan ejaan yang benar sangat membantu dalam menafsirkan
kalimat surat. Terlebih lagi, apabila kalimatnya panjang. Ketentuan mengenai
ejaan tidak boleh menyimpang dari kaidah yang berlaku, yaitu harus sesuai
dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam hal ejaan adalah:
1)
Penulisan
huruf besar
Hal
yang harus diperhatikan pada penulisan huruf besar dalam penulisan surat
terutama untuk penulisan nama orang, nama jalan, kata ganti orang, nama
lembaga, nama organisasi.
Contoh:
a) Dra.
Lilis Suswani
b) Jl.
Mangga No. 123 Jakarta Timur2013
c) Atas
perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih
d)
Dewan Perwakilan Rakyat
e) PT
Anugrah Jaya
f) CV
Jaya Perkasa
2)
Penulisan kata turunan
Penulisan kata turunan adalah
kata dasar yang diberikan pada imbuhan, sisipan, akhiran, dan gabungan imbuhan.
Contoh, kata beri tahu jika diberikan akhiran "kan"
menjadi beri tahukan, misalnya
pada kalimat: Dengan ini kami beri tahukan bahwa kata beri tahu jika mendapat gabungan
imbuhan ditulis serangkai menjadi satu kata, yaitu memberitahukan,
diberitahukan.
3)
Penulisan kata ulang
Penulisan
gabungan kata ditandai dengan tanda hubung (-) terhadap unsur kata yang
diulang, tidak boleh menggunakan angka-angka. Tujuan penulisan kata ulang
adalah menyatakan penjamakan satu kata dengan cara diulang bukan dengan
menambahkan kata bilangan tidak tentu, seperti semua, segala, para, seluruh,
beberapa, dan sebagainya.
Contoh: barang diulang menjadi
barang-barang bukan semua barang, semua barang-barang.
4)
Penulisan gabungan kata
Penulisan
gabungan kata biasanya disatukan bila berupa kata majemuk dan ungkapan yang
sudah dianggap senyawa,
Contoh:
Penulisan serangkai Penulisan
terpisah
dari pada terima
kasih
perihal dengan
hormat
kepada hormat
saya
andaikata hormat
kami
kendatipun walaupun
bagaimanapun
apabila
5)
Penulisan kata ganti
Penulisan
kata ganti orang yang digunakan sebagai sapaan ditulis dengan huruf besar.
Contoh:
a) Atas perhatian Saudara. saya ucapkan terima kasih.
b) .......bahwa perusahaan Bapak membutuhkan tenaga administrasi.
c) Kehadiran Bapak /Ibu/Saudara/i sangat kami harapkan.
6)
Penulisan kata depan
Penulisan
kata depan selalu terpisah dengan kata yang mengikutinya. Namun untuk penulisan
kata depan di dan ke terdapat ketentuan tersendiri, karena kata depan didan ke selain
berfungsi sebagai kata dengan juga berfungsi sebagai awalan. Penulisan di dan
ke sebagai kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikuti, sedangkan di
dan ke sebagai awalan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contohnya di dan ke sebagai
kata depan dan awalan:
Kata depan Awalan
di sini ke sini diterima
kesatu
di samping ke samping dijawab
keluar
ke sebelah ke bawah diperbaiki
diantar
di luar dilampirkan
7)
Penulisan unsur serapan
Contoh penulisan unsur serapan:
quality = kualitas
management = manajemen
standard = standar
system = system
8)
Penggunaan tanda baca
Tanda baca harus
digunakan secara tepat sebab jika tidak tepat dapat menimbulkan arti yang lain.
Komentar
Posting Komentar